[Ulasan Buku] Einstein: Cara Indah Walter Isaacson Mengurai Kompleksitas Hidup Einstein

October 25, 2023

Perbandingan buku "Einstein" cetakan lama dan cetakan baru.
Score: 9/10

Setelah hampir sepuluh tahun, buku biografi fenomenal yang sempat langka ini kembali dicetak ulang oleh Penerbit Bentang Pustaka. Tentu ini kabar yang menggembirakan khususnya untuk kamu yang senang membaca kisah hidup para tokoh dunia. Dan tentu saja, tulisan Walter Isaacson sulit untuk diabaikan.

Jika diibaratkan hari ini, setiap lembar bab-nya kamu seperti sedang menonton vlog Isaacson dari dekat. Ia seperti memiliki akses ke ruang-ruang "laboratorium rahasia" Albert Einstein. Semua penemuannya ia temukan mulai dari manuskrip rumus-rumus dan cetak biru rancangannya bisa dengan mudah kita temukan di buku ini.
Daftar isi buku "Einstein" cetakan baru
Selain itu, Isaacson pun mengajak kita menyelinap di balik pintu rumah Einstein dan melihat langsung bagaimana masa kecilnya yang suram karena harus menghadapi ejekan keluarga dan teman-temannya, lalu beranjak ke usia dewasa saat ia bertemu kekasihnya, menikah, memiliki anak, hingga perceraian pertamanya, kita seolah hadir di sana, termasuk rancangan dan manuskrip bom atom untuk proyek Manhattan, kita tahu siapa dalang sebenarnya.
"Para politikus tidak menghargai berbagai kemungkinan dan akibatnya tidak mengetahui seberapa besar ancamannya." (Hal.518)
Gaya tutur Isaacson yang indah dan lugas membuat kita terpukau bagaimana buku setebal ini bisa sebegitu ringan untuk dibaca meski saya awam dengan segala teori relativitas dan rumus-rumusnya itu.
Lewat bukunya ini, Isaacson seperti ingin menunjukkan bahwa Einstein juga manusia biasa. Meski dikenal sebagai manusia paling jenius di muka bumi, tetapi di bagian tertentu ia pernah merasa terpuruk, gagal, dan nyaris menyerah berkali-kali.
Salah satu Quote terkenal Einstein.
Buku ini memperlihatkan bagaimana manusia seutuhnya menjalani hidup dan tanpa sadar penemuannya memberikan sumbangsih serta dampak yang besar bagi peradaban manusia. Ia yang memegang teguh paham pasifisme harus rela rumus fenomenalnya: E=MC"disalahgunakan" untuk mengembangkan bom nuklir dan dijadikan senjata perang melawan negara lain.

Andai saja buku ini dibuatkan pula versi beberapa jilid atau boxset sepertinya akan lebih digemari Gen Z, karena rata-rata pembaca kiwari ingin bacaan yang tipis dan mudah dibawa ke mana-mana.

Beberapa waktu lalu, saya diajak oleh Penerbit Bentang Pustaka sebagai pembaca pertama buku versi cetak ulangnya ini, kami berdiskusi via Zoom Meeting. Saya merasa berterima kasih dilibatkan dalam persiapan launching buku ini. Selalu menyenangkan membicarakan buku bersama para pencinta buku lainnya.

Cilegon, 20 Oktober 2023

You Might Also Like

0 komentar