image by www.20thcenturystudios.com |
Score: 8,5/10
Rupanya saya hanya fans gadungan dari Ernest Hemingway. Film autobiografi/biopik tentang kisah hidup seorang jurnalis muda yang mengagumi karya Papa lalu mengirimkan surat dan dihubungi langsung oleh sang idola, yang tayang sejak tahun 2015 ini baru saya ketahui kemarin saat mencari film di aplikasi streaming Mola TV—dan setelah ditelusuri rupanya ada film lainnya.
Film ini saya anggap jujur, karena selain menunjukkan kebaikan tentang Papa, film ini juga tak segan-segan memperlihatkan betapa kasarnya Papa pada si istri, berengseknya ia yang doyan main perempuan, nikah berkali-kali, dan tentu saja pemabuk ulung. Itu kenapa menilai karya dan penulisnya tak boleh disatukan.
Pada beberapa scene saya merasa seperti berkunjung ke rumah Papa dan mendengarkan kisah-kisahnya langsung dari mulutnya. Scene paling menarik ketika ia meminta si jurnalis muda memilih angka acak dari 1-10, lalu dengan agak bingung si jurnalis menjawab angka 6. Ernest tersenyum, ia mengambil tisu dari meja bar, menarik pulpen yang selalu ia bawa di sakunya, lalu ia menulis satu kalimat bermodal 6 kata dan membuat satu fiksi mini, "For sale: baby shoes, never worn."
Scene itu membuat si jurnalis kagum (of course me too) dan percaya kalau orang di hadapannya benarlah Ernest Hemingway yang ia kagumi dan baca semua karyanya hingga mengubah hidupnya. Cerita berjalan sangat meyakinkan karena berdasarkan kisah nyata.
Bahkan, akting aktor yang memerankan Papa berhasil membuat saya yakin kalau dia benar Papa yang menulis The Old Man and The Sea yang dianugerahi penghargaan Pulitzer tahun 1953 dan Nobel sastra tahun 1954 itu.
Ada satu dialog yang begitu menempel di benak saya ketika Papa menyemangati si jurnalis, katanya, "Satu-satunya nilai yang kita miliki sebagai manusia adalah risiko yang bersedia kita ambil".
Endingnya tentu saja tragis seperti yang sudah saya tahu dari biografi-biografi dirinya yang dinyatakan bunuh diri setelah merasa tidak pernah bisa menulis bagus lagi. Usai menonton film ini, saya semakin paham ternyata bukan itu saja alasan ia mengakhiri hidupnya.
Cilegon, 13 Juli 2021