Keindahan Nusantara
dalam Balutan Kisah Romansa
Judul Buku : Gadis 360 Hari yang Lalu (Cerita kita
yang tak sempat terjadi)
Jenis Buku : Kumpulan Cerita
Penulis : Sayfullan dkk.
Penerbit : de TEENS
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2014
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2014
ISBN : 978-602-255-622-0
Tebal : ii + 376 halaman
Harga : Rp. 50.000,-
Tebal : ii + 376 halaman
Harga : Rp. 50.000,-
Bicara
negeri Indonesia, tentu siapa pun salah satunya tidak akan lepas berbicara
tentang keanekaragaman adat dan budaya yang ada di dalamnya. Di negeri republik
yang dicintai warganya ini pun, sudah terkenal dengan beraneka tempat wisata
maupun keeksotisan yang berada di masing-masing daerahnya. Kalau boleh menyebut
satu nama, tentulah itu Bali. Kota yang memiliki pantai paling diminati oleh
wisatawan lokal maupun luar negeri. Tetapi kali ini saya tidak hanya akan
bicara tentang Bali. Karena keindahan pemandangan dan tempat wisata yang harus
kita ketahui bukan hanya pantai kuta saja, melainkan ada banyak lagi destinasi
nan elok di tanah pertiwi ini yang mampu terangkum dalam sebuah buku mahakarya
Alumni #KampusFiksiEmas tahun 2014.
“Gadis 360 Hari yang Lalu” adalah judul yang diambil
dari salah satu ke-20 cerita terbaik ini, memang layak mendapatkan apresiasi
dari para pembaca sekalian di seluruh Indonesia. Kisah-kisah yang diangkat oleh
20 penulis muda hasil godokan dari #KampusFiksi Reguler ini, memfokuskan titik
inti ceritanya pada satu tema, yakni Lokal
Wisdom. Keberaniannya mengangkat cerita cinta dalam balutan kearifan lokal
dari berbagai penjuru nusantara—ketika banyak penulis lain yang memakai setting luar negeri—memang bisa
dikatakan anti-mainstream dari
buku-buku serupa yang telah terbit lebih dahulu.
Bila
kita memasuki lebih dalam, ke-20 penulis berbakat ini mampu memadukan setting daerah masing-masing di
Indonesia dengan menghadirkan alur-alur cerita yang jauh dari kata biasa.
Seperti yang dituliskan pada bagian sampul belakang buku, “Jangan coba-coba menebak ending-nya sejak awal. Nikmati saja hingga
halaman terakhir...” tak diragukan lagi, memang begitulah adanya.
Sebut
saja cerita yang ditulis oleh Sayfullan yang judulnya terpilih dijadikan untuk
judul umum buku ini. Dalam cerita Gadis 360 Hari yang Lalu, menggunakan teknik
yang tidak biasa atau bisa disebut jarang dipakai oleh penulis kisah romansa
lainnya. Dengan berani mengambil teknik flash-forward,
bisa dikatakan penulis berhasil meraciknya. Penggunaan sudut pandang orang
kedua pun menambah kekaguman saya dan menganggap bahwa sepatutnya karya
Sayfullan layak untuk terpilih menjadi cerita terbaik di antara ke-20 cerita
lainnya. Desa Tosari, Pasuruan yang dipakai sebagai latar ceritanya, terkesan
bukan hanya sekadar tempelan. Pendeskripsian tentang destinasi tempat itu mampu
disampaikan dengan baik kepada para pembacanya tanpa merasa menggurui.
Pun
dengan cerita yang ditulis oleh Ghyna Amanda Putri (Astrajingga), Farrahnanda (Darah
Koteklema dan Air Mata Lama Fa), Dian Iriana (Dokter dari Kaki Gunung Manggar), Nadine Zulia Putri (Dongeng Sepentas Kenangan), Pia Devina (Dua
Masa di Siberut), Mufidatun
Fauziah (Forgotten Promise), Devi Eka
(Istana Api), Rosanti Dwi Septiani (Janji Kecil di Tanah Dewa), Asmira Fhea (Jawaban untuk Pergi), Reza Nufa (Kabar untuk Galuh dari Lumpang), Evi Sudarwanto (Lelaki Pembawa Lilin), Lia Nurida (Lelaki Tak Bersenyum dan Gadis Berpipi
Semerah Senja), Andari Hersoe (Mata
Kaki Pelangi), Elisa S. (Pelangi;
Sekeping Kebahagiaan di Balik Kabut), Zachira (Retak-Retak Mutiara di Tepi Laut Wakatobi), Dhamala Shobita
Chandra (Tiga Hari di Melibur), Ersa Yusfiandi (Wae Rebo; Kenangan di Atas Awan), Adityarakhman (Wajah Petaka dan Teladan) dan Avannoa Zahra (Wide Shot; Yang Terlupakan di Belahan Timur Indonesia).
Melihat
judulnya saja sudah mampu membuat kita penasaran. Dan dari keseluruhan cerita
yang termaktub, memiliki karakter serta ciri khas yang berbeda. Tak heran memang,
karena beberapa nama yang tercantum dalam buku kumpulan cerita ini sebagian
besar sudah banyak melahirkan karya tulis berupa novel.
Buku
ini akan menambah wawasan kepada pembaca untuk mengenal lebih jauh tentang
keanekaragaman nusantara tanpa merasa jenuh dan bosan. Sebab diracik dengan
cerita yang sedemikian menarik dengan kejutan (Twist) yang tak mudah ditebak hingga akhir cerita.
Bagi
siapa pun yang ingin tahu dan mengenal wilayah Indonesia dengan segala budaya
dan tempat wisatanya, sangat dianjurkan membaca buku kece dan fresh ini. Dapat
dipastikan setelah merasuki setiap ruang ceritanya, pembaca tentu ingin segera
menyinggahi seluruh penjuru Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan tempat pariwisata
ini yang mungkin belum banyak orang ketahui.[]
Cilegon,
27 Agustus 2014