[Ulasan Film] Pesantren: Tunjukkan Dakwah Lewat Beragam Medium

October 21, 2023

Official Poster Bioskoponline.com

Score: 8,5/10.

"Orang Islam itu pantang melihat sebelah mata, lihatlah orang itu seluruhnya."

Kalimat di atas disampaikan oleh Diding, ustaz muda yang mengajar ngaji kitab untuk tingkat/kelas enam. Dokumenter ini menampilkan apa adanya kehidupan pesantren yang membuat saya bernostalgia, walaupun saya tidak benar-benar mengenyam pendidikan pesantren tidur dan menetap, tetapi lingkungan saya di kampung sangat dekat dengan dunia santri. 

Berlokasi di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Cirebon, Jawa Barat, bahasa yang digunakan sama persis dengan bahasa Jaseng (Jawa Serang) yang sering kami gunakan di sini—serupa tapi tak sama, beberapa kata memang berbeda maknanya. 

Saya bisa melihat kehidupan santri dari dekat, saat mereka mengaji, menghafal Al-Quran, sorogan, menjemur pakaian, menelepon orang tua minta kiriman uang, tangis mereka yang tidak kerasan dan banyak lagi lainnya. 

Pondok ini dipimpin seorang ulama perempuan, Nyai Masriah Amva. Pemikirannya yang terbuka membuat kita melihat pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan agama Islam pada umumnya, tetapi terlihat sekali bagaimana mereka dididik berpikir mandiri dan kritis dalam menafsirkan ayat-ayat Al Quran, serta pengetahuan modern yang sejalan dengan ajaran Islam.

Salah satu caranya dengan mengikuti diskusi isu kontemporer yang dibahas melalui sudut pandang Islam dan mengadakan Kongres Ulama Perempuan Indonesia pertama di dunia. Bukan hanya perempuan muslim, perempuan dari berbagai agama pun turut hadir dan bertukar pikiran bersama. 

Termasuk adanya pelajaran seni seperti bermusik, menari, dan ber-stand up comedy. Menyenangkan sekali menyaksikan kehidupan para santri ini. Saya seperti berada bersama mereka. Wawasan pendidiknya pun cukup luas dan menawarkan sudut pandang yang lebih beragam, menyampaikan agama Islam dengan baik dan meneduhkan, tidak dengan marah-marah. 


Ada satu scene yang membuat saya menangis tersedu-sedu dan mengingat kebaikan orang tua yang tak mungkin bisa saya balas.

Cara Nyai menyampaikan ihwal seni juga menjadi hal penting yang ingin saya dengar agar saya yakin bahwa jalan kesenian ini juga bisa jadi jalan dakwah saya dan layak saya perjuangkan. 

Saya pikir, film dokumenter ini sangat layak ditonton oleh banyak santri dan orang di luar lingkungan pesantren, agar streotipe tentang pesantren yang akhir-akhir ini cukup meresahkan bisa sedikitnya membuat kita lega bahwa banyak juga kok pesantren yang fokus dengan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang disampaikan dengan cara yang baik dan benar. 

Cilegon, 25 Mei 2023

You Might Also Like

0 komentar