Posts

Showing posts from December, 2022

[Ulasan Film] Cek Toko Sebelah 2: Porsi Komedi yang Berkurang dan Sub-Plot yang Berebut Perhatian

Image
Poster official by Starvision .  Score: 7,8/10. Salah satu hal yang mungkin paling "gila" untuk dilakukan sebagai kreator atau sineas adalah membuat sekuel dari karya terbaiknya—untuk tidak menyebutnya masterpiece. Itu pula yang dilakukan Ernest pada film Cek Toko Sebelah. Saat pertama kali penayangannya di tahun 2016, film CTS berhasil melambungkan nama Ernest Prakasa sebagai sutradara dan penulis skenario pendatang baru yang paling bersinar. Terbukti dari perolehan nominasi dan penghargaan pada ajang perfilman bergengsi tanah air yang diterimanya, satu di antaranya CTS memenangkan kategori penulis naskah skenario asli terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2017. Tahun ini, dengan gagahnya Ernest membuat film CTS2 setelah sebelumnya berhasil dengan musikal dan series dari IP yang sama. Sebagian besar penggemar karyanya gembira, sebagian lagi ragu-ragu, dan sebagian kecilnya tidak peduli. Saya ada di gerombolan kedua.  Saya pernah dikecewakan, dan ini sering saya ulang-ulan...

[Ulasan Film] The Big 4: Aksi Gokil Para (Mantan) Pembunuh Bayaran!

Image
  Poster film by Netflix.com Score: 8,5/10. Satu lagi film action-comedy buatan Indonesia yang berada di top level. Menurut saya, film Mencuri Raden Saleh secara teknis kamera dan gambar sudah cukup oke, namun, saat menonton ini terasa betul The Big 4 garapan Timo Tjahjanto ini jauh lebih matang.  Cerita The Big 4 berpusat pada Dina (Putri Marino), detektif yang dikenal lurus dan memegang teguh prinsip sebagai anggota polisi. Suatu hari, Dina mendapati sang ayah, Petrus (Budi Ros) meninggal secara misterius. Ia berupaya mengungkap misteri kematian ayahnya dengan mengikuti petunjuk yang ditemukan. Berbagai petunjuk membawa Dina ke sebuah pulau tropis bernama Pulau Bersi.  Di sana ia berjumpa dengan keempat mantan pembunuh bayaran bernama Topan (Abimana Aryasatya) alias si pemimpin, Jenggo Si Sniper (Arie Kriting), Alpha Si Garang (Lutesha), dan Pelor si Umpan (Kristo Immanuel). Singkat cerita, mereka jadi berkawan dan bekerja sama demi mengungkap siapa pembunuh ayah Dina....

[Ulasan Film] Avatar The Way of Water: Problematika Keluarga dan Keindahan Laut Metkayina

Image
Poster film Avatar 2 Score: 9,5/10. "𝙎𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝘼𝙮𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙣𝙙𝙪𝙣𝙜𝙞, 𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙢𝙖𝙠𝙣𝙖." Berbeda dengan filmnya yang pertama, film kedua Avatar ini terasa lebih hangat dan lebih banyak mengeksplorasi kisah tentang keluarga. Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldana) fokus membesarkan anak-anaknya selagi serangan dari Bangsa Langit belum kembali.  Sebelum menonton bagian kedua ini, saran saya coba tonton film yang pertamanya lebih dulu yang tayang tahun 2009, agar memudahkan kita untuk memahami jalan ceritanya. Meski durasinya 3 jam lebih—lebih lama dari yang pertama—bagi saya malah kurang. Bagian kedua ini, sesuai judulnya, sudah tidak lagi mengekslorasi Avatar hutan, tetapi masuk ke koloni Avatar laut yang begitu indah.  Saya tak henti-hentinya mengagumi karya James Cameron selaku sutradara. Ia dan timnya membangun dunia baru yang meyakinkan. Bahkan saya malah curiga, jangan-jangan, penantian panj...

[Ulasan Film] Kalau Jodoh Takkan Kemana: Seru dan Menghibur!

Image
dokumentasi oleh tim Indosat. Score: 8,5/10. Sebetulnya, saya jarang sekali mengulas webseries atau film pendek apalagi yang tayang di youtube, tetapi kali ini pengecualian. KJTK yang tayang di youtube Indosat ini berhasil mencuri perhatian saya sejak episode pertama. Ernest Prakasa selaku kreator dan Showrunner bersama timnya boleh dibilang berhasil mengeksekusi webseries “advertorial” ini cukup menghibur dan menyenangkan untuk ditonton. Padahal, assemble castnya kebanyakan artis pendatang baru semua, namun karena cerita drama komedi yang ditulis oleh Sigit ini ajeg, sehingga siapa pun pemainnya tetap bisa dinikmati. Total ada 8 episode dengan durasi yang cukup pendek, namun tayang seminggu sekali. Sekarang sudah tayang semua. Saat episode finale kemarin, saya berkesempatan memenangkan undangan untuk menonton bersama cast dan krunya. Saat sesi tanya jawab, saya penasaran dengan “brief” yang diberikan oleh Indosat selaku sponsor dan yang meng-hire mereka. Bagaimana bisa, kata saya, web...

[Ulasan Film] Pinocchio: Kisah Tulus Cinta Anak-Ayah dan Project Personal Sang Sutradara

Image
Poster film by Netflix.com Score: 8,5/10. Sejak kecil, barangkali minimal sekali saja kita pernah menonton animasi boneka kayu ini di televisi, atau paling tidak pernah mendengar dan membaca dongengnya. Ada banyak sekali versi filmnya yang sudah tayang, dan barusan saya menonton animasi Pinocchio dalam versi stop-motion di Netflix—lain lagi dengan versi Disney+, kebetulan keduanya tayang bersamaan di tahun ini.  Versi Pinocchio di Netflix ini disutradarai oleh Guillermo del Toro's. Cukup banyak film yang sudah ditanganinya seperti Hell Boy (2004) dan The Shape of Water (2007) yang berhasil memenangkan nominasi Best Picture di Academy Oscar 2018. Selain itu ia juga dibantu oleh Mark Gustafson yang paham dengan film animasi stop-motion.  Ia cukup melakukan banyak improvisasi pada karakter yang diadaptasi dari buku "Petualangan Pinocchio" karangan Carlo Collodi, penulis asal Italia itu.  Dalam versi Guillermo ini kisah hidup Kakek Geppetto (David Bradley) si tukang kayu, dig...

[Ulasan Film] Wednesday: Fiksi Fantasi yang Menggugah dan Assemble Karakter yang Kokoh

Image
poster by Netflix.com Score: 7,5/10. Bagi penggemar film fiksi fantasi atau sejenisnya, serial Wednesday ini sepertinya bakal digemari kehadirannya. Hanya ada 8 episode dan masing-masing durasinya hampir 1 jam, kita akan dipaksa untuk menebak siapa monster yang telah membunuh banyak orang di lingkungan kota Jorich, tempat sekolah Nevermore berdiri—sekolah khusus bagi manusia "buangan". Karakter Wednesday Addams (Jenna Ortega)  digambarkan begitu kuat. Pakaian gotik, Cuek, psikopat, tidak ekspresif, dan nir-empati membuat ia dijauhi lingkungan sekitarnya, bahkan teman-teman di asrama Nevermore. Ia bisa melihat masa depan dan masa lalu seseorang atau sejarah suatu bangunan hanya dengan menyentuhnya. Sayangnya ia tidak bisa mengontrol kekuatannya tersebut. Alur cerita mulai berjalan ketika ayahnya dituduh sebagai seorang pembunuh yang keji, sampai kemudian Wednesday mencari tahu fakta sesungguhnya. Ia kemudian menemukan banyak kejanggalan di sekolah tersebut hingga membawanya ke...

[Ulasan Film] Ghost Writer 2: Komedi yang Pas Namun Drama yang Kehilangan Chemisrty

Image
poster by Starvision Plus Score: 7/10. Setelah sukses di film Ghost Writer 1 yang ditulis dan disutradarai oleh Bene Dion, Starvision Plus kembali memproduksi GW 2 dengan menggaet penulis dan sutradara baru, Muhadkly Acho. Bene Dion dan Ernest Prakasa kali ini bertindak sebagai produser kreatifnya. Sejujurnya, saya lebih suka GW 1 karena ditulis dengan porsi yang pas antara komedi dan dramanya. Di GW 2 terlalu banyak unsur komedi dan saat masuk ke scene drama, terasa ada sentuhan yang kurang, baik soal pengadeganan dan chemistry antar pemain. Berasa nanggung aja gitu. Dan, yang kedua ini kehilangan esensi dari "penulis hantu" itu sendiri. Vino (Deva) di sini hanya bertindak sebagai editor berbeda dengan Galih (Ge Pamungkas) di GW 1. Isu yang diangkat cukup berat dan sensitif, yakni tentang human trafficing/penjualan organ tubuh manusia. Sayangnya, kurang digarap terlalu dalam karena memang pendekatan filmnya sejak awal begitu ringan cerita sehari-hari, saat di bawa ke isu itu...