[Ulasan Buku] Bijaksana dengan Bersikap Bodo Amat
November 14, 2018image by: www.shopee.co.id |
Judul : Sebuah Seni untuk
Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Penerbit : Grasindo
Cetakan : ke-7 Agustus, 2018
Tebal : 258 halaman
ISBN : 978-602-452-698-6
Banyak sekali
dengan mudah kita temui buku-buku motivasi yang mengajarkan pembacanya agar
menjadi sukses, kaya raya dan hidup berkecukupan. Seolah kebahagiaan manusia
adalah menjadi sukses dengan harta dan material belaka. Sebagian lainnya memang
ada yang menulis tentang kiat menjadi bijaksana dan mapan. Namun, selama ini,
perspektif yang dipakai selalu sama, yakni kacamata positif. Kita seolah
bersepakat untuk mengatakan bahwa satu perilaku negatif tetap akan bernilai
negatif. Beruntungnya, Mark Manson menemukan perspektif lain dari satu kata
negatif: bodo amat.
Dalam buku
pertamanya ini, Mark melihat bahwa sikap bodo amat adalah sebuah seni. Dengan
memakai tagline, “pendekatan yang
waras demi menjalani hidup yang baik” Mark berhasil menduduki ranking pertama buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail. Bukan hanya itu, bukunya pun diterjemahkan ke
berbagai bahasa di dunia.
Blogger kenamaan yang tinggal di New
York ini membagi 9 bab dalam bukunya. Pendekatan yang dipakai adalah bentuk
narasi seperti novel. Tidak serupa dengan buku motivasi kebanyakan, Mark
tampaknya lebih senang berbagi dengan teknik bercerita. Ia selayaknya kawan di
kafe atau kedai kopi pinggir jalan, lalu bercerita apa pun yang ia kehendaki.
Terlepas ada pesan moral maupun tidak dari apa yang disampaikan, ia terus saja
berkisah secara jujur tanpa menutup-nutupi dan terkesan ingin dipuji.
Di bab pertama,
Mark memberikan satu pandangan kepada pembacanya melalui kisah Bukowski penulis
besar asal Amerika. Bukowski dipandang sukses, pantang menyerah, percaya diri
dan gigih melawan rintangan. Kenyataannya, di atas batu nisannya, Bukowski meninggalkan
pesan: “Jangan berusaha”. Meski bukunya laris, sosoknya terkenal, mendapatkan
kegemilangan sebagai penulis, Bukowski dulunya adalah pecundang.
Keberhasilannya
bukan hasil kegigihannya untuk menjadi seorang pemenang, namun dari kenyataan
bahwa ia tahu kalau dirinya
pecundang, menerimanya, dan kemudian menulis secara jujur tentangnya. Ia tidak
pernah mencoba untuk menjadi selain dirinya sendiri (hlm. 3).
Berbeda dari
motivator kebanyakan, Mark tidak berusaha mengajak orang lain untuk berusaha
keras dalam meraih sesuatu. Di sanalah letak bodo amat yang seolah ingin ia sampaikan. Alih-alih menulis “jangan
menyerah”, ia malah memilihkan frasa “jangan berusaha” untuk diterapkan para
pembacanya di kehidupan yang keras ini. Menerima keadaan diri sendiri, seburuk
apa pun, dengan setulus hati adalah bentuk pertama dari kebijaksanaan.
Sering kali,
orang-orang di lingkungan sekitar kita, seolah memaksa kita untuk menjadi orang
lain, menjadi apa yang mereka inginkan, bukan yang kita maui. Di lain bab Mark
mengatakan kalau kita tidak istimewa. Sejak sekolah dasar, kita selalu diminta
untuk meyakinkan diri kalau kita semua terlahir istimewa, padahal, kalau semua
istimewa artinya tidak ada lagi yang istimewa, karena kita semua sama dan
setara.
Meyakinkan diri
sebaga makhluk yang spesial, merupakan sebuah strategi yang gagal. Ini hanya
membuat Anda “tinggi” / nge-fly.
Tapi, itu bukan kebahagiaan. Pengukuran yang benar tentang penghargaan diri
seseorang bukan pada bagaimana seseorang merasakan pengalaman positifnya, namun lebih pada bagaimana
dia merasakan pengalaman negatifnya
(hlm. 55).
Jujur pada
keadaan diri sendiri, berkata apa adanya pada siapa pun tanpa melebih-lebihkan
pencapaian kita adalah bentuk dari kebijaksanaan. Pada satu titik, kita mesti berani
memutuskan untuk berkata “bodo amat” untuk hal-hal yang memang tidak kita
senangi.
Bahkan, dalam
bab 8 Mark menyampaikan pentingnya berkata “tidak” kepada orang yang mengajak
kita pergi ke suatu tempat atau bergabung ke satu kelompok tertentu. Penolakan
membuat hidup Anda lebih baik (hlm. 197). Mark berhasil mematahkan pendapat dan
merobek-robek buku motivator lain lewat bukunya ini.[]
Cilegon,
31 Oktober 2018
2 komentar
Sukak deh sama bukunya :D
ReplyDeletenggak lama lagi juga suka sama yang nulis ulasannya hahaha
Delete