[SELF-DEPRESSION] SAMPAI KAPAN KITA MENULIS DAN MEMBACA BUKU?
image by: www.pulsk.com “Hidup sudah makmur, untuk apa menulis dan membaca terus, Bung!” Dunia sastra menjadi bahan ejekan, barangkali, bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menggelutinya. Meski kita, orang-orang yang terjun di dunia kesusastraan, sudah disuguhkan dengan berbagai “akibat” atas totalitas yang dilakukan para penggiat sastra terdahulu, tapi toh tetap saja, kita masih mau menekuninya. Biar kata hidup mereka melarat, nelangsa, susah cari uang buat beli rokok, tapi kita tetap enjoy-enjoy saja dengan menulis. Kecintaan sejati tak pernah neko-neko. Sebelum jauh berbicara soal..., ya, minat baca rakyat Indonesia yang rendah, coba tengok dulu apa yang sudah dilakukan pemerintah terhadap para pemikir (penulis). Konon dari 1000 orang, hanya 1 yang benar-benar gemar membaca. Kalau boleh saya bilang, 1000 orang dalam perumpamaan itu bukanlah orang-orang yang malas. Tetapi mereka orang-orang yang miskin di antara 1 orang kaya yang berkecukupan. Andai ha...