Serigala Berbulu Domba (Kumcer: Tuan Bahaya, FAM Publishing, 2013)
Safira sudah bulat dengan niatnya. Satu demi satu pakaiannya ia kemas dalam koper peninggalan mendiang Bapaknya. Tangisan ibunya di depan pintu kamar tiada ia hiraukan. Tak sedikit pun ia menoleh, menatap wajah cemas ibunya yang sejak malam tadi sudah tidak merestui keberangkatannya. Inah—nama ibunda Safira, telah memohon supaya anaknya itu membatalkan keberangkatannya untuk menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Saudi Arabia. Namun, tekadnya sudah membulat, ia bersikukuh untuk tetap mengiyakan tawaran temannya itu yang sudah lebih dahulu berangkat lusa kemarin. Ditariknya resleting koper itu dengan amat tergesa-gesa. Wajahnya seketika kalut, ketika mendapat pesan dari Wiwin—salah seorang teman TKW-nya yang memberitahukan bahwa siang itu pesawat sudah siap berangkat ke Arab Saudi. Ia menatap sekilas mata ibunya yang sembab, akibat tangisnya sejak malam tadi yang tak kunjung henti. Inah sesungguhnya tak habis pikir, apa yang ada dalam benak anak semata wayangnya itu. Apa...