Posts

Showing posts from February, 2015

Seorang Wanita dan Isi Tasnya

Hujan tak kunjung mereda. Wanita di sudut halte itu masih merunduk dalam. Mantel tebal yang dikenakannya seolah tidak berfungsi dengan baik. Terlihat dari jarak tiga meter tubuhnya tengah bergetar hebat. Satu meter ke depan bibirnya berwarna ungu lebam. Gigi putihnya saling bergemerutuk. Mata sembap dan lingkar hitam di kantung matanya menegaskan bahwa dia adalah wanita yang tiga hari terakhir tidur di halte ini. Badrun seorang petugas kebersihan. Dia bertugas memperindah jalanan kota dan menjauhkan dari sampah-sampah yang terserak. Seperti hari kemarin dan kemarin, dia mendapatkan shift malam. Seorang diri menangani tiga kawasan. Untuk lebih mudahnya, sebut saja dia harus membersihkan dari halte satu hingga bertemu halte ketiga atau terakhir di sepanjang jalan yang dia lalui. Dan di halte paling ujung sana seorang wanita selama tiga malam berturut-turut ditemukan Badrun tengah terlelap. Pakaian yang wanita itu kenakan masih serupa hari pertama ketika Badrun melint...

Dunia Maryam

Sudah dua pekan berlalu, tetapi tumpukan buku yang dibeli Maryam belum juga selesai dibaca. Hari ini, seorang tukang pos mengetuk pintu rumahnya—lagi. Sebuah benda dibaluti kertas berwarna coklat ada dalam genggamannya. Pak Pos tak banyak bertanya. Ia sudah dapat memastikan bahwa orang yang membukakan pintu itu adalah orang yang ia cari. “Wah, baru juga kemarin saya kemari.” Tangannya menyodorkan bungkusan kepada Maryam. Maryam hanya terkekeh malu. Usai itu Pak Pos pamit tanpa meminta tanda tangan penerima lagi. Saking seringnya mengantarkan kiriman untuk gadis berkulit putih itu. “Buku lagi?” sindir ibunya yang tiba-tiba keluar dari dapur. Maryam tak mau menanggapi ibunya. Gegas saja ia menaiki tangga menuju kamar. Kegemarannya memesan buku melalui media online sudah ia lakukan sejak satu tahun terakhir. Baginya buku adalah kawan yang paling setia. Buku selalu bisa menanggapi apa saja yang ia butuhkan atau ketika mencari jawaban. Buku tak akan marah sekalipun ia ...

Bertandang ke Jogjakarta (Sebuah Catatan Perjalanan)

Image
Setiap hendak bepergian, hal yang kudu dilakukan adalah prepare barang bawaan. Ya, biasanya itu yang emak ajarkan kepada setiap anak-anaknya. Bila saya tak menanggapinya, emak akan terus-menerus rewel hingga saya akhirnya menyerah dan mengiyakan ucapannya. Karena sejak kecil sudah diajarkan berlaku disiplin, jadilah ketika saya akan berangkat ke Jogjakarta (27-28 Maret 2014) begitu heboh dan sibuk sendiri. Tiket sudah dipesan tiga hari sebelum keberangkatan. Saya saat itu memilih menaiki kereta api. Barang-barang dalam tas dicek hingga lebih dari tiga kali untuk sekadar memastikan tidak ada barang bawaan yang tertinggal. Waktu keberangkatan tiba. Saya berangkat seorang diri ke Jogjakarta untuk mengikuti pelatihan menulis bersama teman-teman dari berbagai kota . Tepatnya di #KampusFiksi yang digadang oleh sebuah penerbitan asal Jogja, DIVA Press group. Acara yang diselenggarakan tiap dua bulan dan para peserta terpilih sebelumnya pernah melalui tahap kompetisi. Yakni berupa c...

Air Mata Ibu yang Jatuh di Atas Sepiring Nasi Ketika Senja Tiba

Image
Di antara ketiga anak Mendiang Pak Anwar, Salma-lah yang dianggap paling rajin. Bukan hanya ibu dan bapaknya saja yang mengakui hal tersebut, Retno dan Lisna juga mengakui adiknya itu lebih baik dari mereka. Setiap pukul 03.00 dini hari, Salma sudah terjaga dari tidurnya. Apa pun ia kerjakan, seperti : mencuci piring, mencuci pakaian, menanak nasi pada tungku di halaman belakang rumahnya, sampai memberi makan Ayam dan Bebek peliharaan bapak —dan kini ibu yang memelihara . Wajar apabila orang tua tunggal nya itu sangat menyayangi Salma melebihi kedua kakak perempuannya. Begitu pun almarhum bapaknya sewaktu masih ada bersama mereka. “ Ibu pilih kasih!” ucap Si Sulung suatu ketika. “Kamu kenapa sih, Nduk? Sudah dewasa , kok masih bicara begitu.” “Habisnya, Ibu cuma perhatian dengan Salma. Setiap kali Aku dan Lisna meminta sesuatu, tak pernah Ibu turuti. Salmaaa saja!” Tas ransel yang dibawanya ia banting di balai-balai bambu samping ibunya yang tengah memasak air . “...

[RESENSI] NOVEL: MAKAM UNTUK GADIS SKIZOFRENIA (UNSApress, 2014)

Image
Judul B uku      : Makam untuk Gadis Skizofrenia Jenis B uku       : Novel/Fiksi Penulis             : Bella Vanilla, dkk. Penerbit           : UNSApress Tahun Terbit   : November 2014 ISBN                 : 978-602- 71176-2-4 Tebal                : viii + 170 halaman. Harga               : Rp. 48 . 0 00,-   “Sekelumit Kisah Tentang Kinkind Eureka” Kinkind merasakan dirinya sudah berada di alam roh. Seseorang dengan manik-manik mata sebulat anggur mendekapnya. Ia meyakinkan kepada gadis bernama lengkap Kinkind Eureka itu bahwa ia masihlah hidup. Meski gadis yang biasa dipanggil Kind itu tetap belum bisa percaya. Sebab beberapa hari sebelumnya, ia ingat saat itu kakinya me...