Posts

Showing posts from August, 2017

[ESAI] Pasar dan Identitas Kebangsaan Kita

Image
Pasar Kranggot, Cilegon. Mengenal Pasar Kotler dan Amstrong (1999) mendefinisikan pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk atau jasa. Ukuran dari pasar sendiri tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, memiliki kemampuan dalam pertukaran. Banyak pemasar memandang penjual sebagai industri, dan pembeli sebagai pasar; di mana penjual mengirimkan produk dan jasa yang mereka produksi dan mengomunikasikan atau menyampaikannya kepada pasar, sebagai gantinya, mereka akan menerima uang dan informasi dari pasar. Apa yang bisa Anda temukan di pasar selain orang yang bertransaksi jual-beli? Andai Anda memberi waktu sedikit saja untuk mengamati, maka akan Anda temukan bahwa pasar adalah identitas kebangsaan kita. Mulai dari ras, agama, suku, budaya, watak bahkan cara berkomunikasi pun akan kita dapati secara lengkap dan bersatu-padu di dalamnya. Pertanyaannya kemudian, masih adakah pasar di daerah yang kita tinggali? Sebelum kita men...

[ULASAN BUKU] Perihal Perasaan, Kekaryaan dan Kedirian Penulis (Pontang, 30 Juli 2017)

Image
image by Encep Abdullah —sekelumit ulasan atas buku: Puisi, Telolet dan Kerikil Sepanjang Jalan oleh Ade Ubaidil Mengakrabi Puisi Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Untuk dapat membuat puisi dengan baik, kita harus memerhatikan unsur fisik dan unsur batin puisi. Dalam buku, Puisi, Telolet dan Kerikil Sepanjang Jalan karya Yasimini dkk—atau 18 penulis peserta menulis #KlinikMenulis dan #Komentar (Komunitas Menulis Pontang-Tirtayasa) yang diprakarsai Encep Abdullah—ini berhasil (sedikitnya) menunjukkan unsur fisik dan unsur batin yang dimaksud oleh Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut. Mula-mula kita kutip puisi, Kisah Seorang Penyair karya Yasimini yang ditaruh paling awal halaman buku: ....aku menggigil dalam teguk...