“Gadis Berparas Sendu”
Bulan Ramadhan. Aromanya nan suci penuh ampunan telah menyentuh dinding-dinding setiap rumah muslim sejagat alam raya. Kehadirannya yang selalu di tunggu-tunggu oleh para idolanya, membuat bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat diistimewakan. Begitu pula yang di rasakan Halimah, gadis berparas sendu yang terduduk di seberang dermaga, danau Sambi. Mata sayu dengan bulu matanya yang lebat, menambah kesenduan di wajahnya. Ramadhan adalah bulan yang selalu di rindukannya. Alasannya cukup sederhana, dengan hadirnya bulan Ramadhan, maka saat itu juga ia di perkenankan kembali ke tanah air, oleh majikannya. Ya, Halimah adalah seorang gadis yang harus menghabiskan hari-harinya ketika beberapa tahun terakhir ini terpaksa tinggal di negara berlambang kepala singa berbadan ekor ikan itu, atau juga biasa disebut patung merlion. Menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) bukanlah keinginannya. Semua bermula dari ketidak-sengajaan. Tiga tahun silam, ketika Ayahnya masih berprofesi sebagai s...