[PUISI] Kita Pernah Begitu Dekat-Ade Ubaidil (8 puisi tentang kehilangan)

June 20, 2017

image by: [klik]

Kita Pernah Begitu Dekat


kita pernah begitu dekat
pernah pula satu jalan
ketika semesta tak kunjung
memberi jawab

kita pernah begitu lekat
sewaktu sama mengira
bahwa nasib tiada
lagi bisa diubah

kita pernah begitu likat
hingga tak seorang pun
berani bertanya
dalam rentang waktu
yang sedemikian lamanya

Cilegon, 290317


#


Kamu dari Jauh

kemarin, aku melihatmu dari jauh
kupandangi punggung dan rambut hitammu
kupikir akan sama seperti dulu
sewaktu kita masih
bertukar ucap dan cecap

bersama diam, kuikuti langkahmu
yang berkelok dari satu hati
ke hati lain...

Cilegon, 170417


#


Tentang Tatap

ucap dan derap
cecap dan dekap

kini
lesap dan gegap
kalap dan pengap

tiada lagi tatap
pejam matamu
lumpuhkan tegap
tubuhku

Cilegon, 290317


#


Kita dalam Kota


keringatmu ingatanku
kering ingat
aku dan kamu

bencintapirindu
bencintapirindu
bencintapirindu

kita merapal mantra
bersama di sebuah
kota yang terbuka

orangorang menyebutnya taman asmara
pada sepetak pekarangan kita
bungabunga mekar semerbak
aroma keringatmu

sampai hujan singgah
menghapus segala tentang kita
dalam kota

Cilegon, 290317


#


Kosong

omong kosong
tong kosong
pepesan kosong
cinta kosong
ruang kosong
hati kosong
kosong kosong
melompong!

Cilegon, 290317


#


Wajah dalam Koran

berita datang pagi tadi
melalui koran kutanya ia:
ada wajah siapa hari ini?

lembarlembar kertas itu
diam mengeram. sementara aku
sibuk membolakbalik isinya hingga
beritaberita berjatuhan-berjumpalitan
—dan tertukartukar maksudnya

di rumah, hanya ada satu wajah
perempuan yang pernah singgah
dan sanggup membaca seluruh
isi tubuhku

kemudian ia menghilang tanpa
menyisakan jejak atau paling tidak
seduhkan secangkir kopi
untuk menemaniku
mencarinya

esok paginya koran mengabarkan
tentang wajahmu yang berkata
tak mungkin kembali
ke rumah ini lagi.

Cilegon, 290317



#


Pada Dinding

pada dinding keropos
kuselipkan sepucuk surat
di tiap ujungnya kulipatlipat
lalu kurekat kuat
supaya isi dalamnya tak menerobos

sebelum sampai pada kau!

Cilegon, 290317



#


Jari dan Cincin

Kamu adalah cincin yang melingkar di jari manis sejak bertahun-tahun lalu. Aku adalah jari itu. Tak pernah sekalipun aku melepasmu, bahkan ketika beranjak tidur. Aku dan kamu selalu saling menemani ke manapun kita pergi. Sampai sebuah peristiwa singgah dan memisahkan segala tentang kita. Sebuah jari mencerabutmu secara paksa ketika aku lengah, lalu membawamu ke tempat yang entah.

Kini aku sendiri dengan jejakmu yang tak lekas hilang—dan tentu aku tak berharap itu lekas pergi. Mataku sulit terpejam dan setiap kali kupaksa tertutup lalu saat kubuka, masih ada bekas kenangan yang melingkar dan belum tersapu cahaya. Barangkali di suatu waktu ia akan pudar, tapi satu hal yang mesti kamu tahu, jari itu tak akan menerima cincin apa pun selain kamu. Hanya kamulah yang cocok dengan lingkaran yang sudah terpatri itu. Cuma kamulah seorang yang aku mau, selamanya.

Cilegon, 230517


You Might Also Like

1 komentar