Puisi Saya di Sumbaronline.com

January 01, 2014


Alhamdulillah di awal tahun baru ini dapat kejutan lagi. Beberapa puisi saya dimuat dalam Sumbaronline.com.
Saya sertakan ulang puisi-puisinya beserta link media pemuatannya:



 ***

Jenderal Malam

Kusebut kau jendral malam
Yang kian petang berdiri di sudut pintu masuk
Dalam dekapan lampu temaram

Tawar-menawar harga:
“Cocok?”
“Silakan masuk!”
Temui yang dicari
Temui yang terduduk menanti

Senyuman kode saling tangkap
Siap! Waktu mulai larut
Mari bersama terlelap

Sang jenderal intai kanan-kiri
Jaga pemuas napsu dan si penjual diri
Malam hilang ditelan esok
Jenderal malam berganti sosok

Begitu sepanjang malam: setiap hari
Berulang tanpa rambu ‘STOP!’; tanda berhenti.

Ruang Inspirasi, 21-11-13





 
Suster Cantik

Jarum lagi
Infus lagi
Obat-obatan lagi

Suster tak ada lagi-kah yang lain?
Suster aku lelah, aku ingin bermain

Suster cantik tengoklah raut keluargaku
Pun mereka lelah jangan tambah semakin gundah
Santunlah menyapa tanya mereka
Walau pancing kekesalanmu
Percayalah! Mereka sungguh tidak tahu
Mereka butuh arahan dan bimbingan

Suster...
Engkau cantik, jangan biarkan ternoda tersebab amarahmu


Ruang Inspirasi, 21-11-13



Deretan Hijaiah

Lukisan jingga menghampar penuhi ruang belajar
Tanah lapang membentang sambut anak-anak yang riang
Buku catatan berisi kertas siap meninggalkan bekas
Dari deretan hijaiah yang ‘kan menjadi sejarah
Pun sebagai saksi, di alam kekal nanti
Bahwa hamba-Nya masih ada yang menuntut ilmu agama

Ruang Inspirasi, 21-11-13


Riak Gelombang

Ombang-ambing bentur karang
Ombak lautan hantam penghalang

Dunia,
Yang kaya berkuasa

Sedang aku hanya riak yang terapung
: yang terhempas, yang tergulung

Ruang Inspirasi, 29-11-2013

Aku Indonesia, [Ataukah] Kita Indonesia?

“Merdeka atau mati!”
Jargon seorang Pemimpin negeri
Namun itu dahulu
Ketika ‘Kita Indonesia’

Sekarang kita sendiri-sendiri
Tak peduli sesiapa
Sekali pun kau anak pertiwi
“Aku Indonesia atau Akulah penguasa Indonesia...”
Lebih tepat mengganti jargon
Seorang pendekar yang telah mati

Semoga Tuhan memberkati
Wahai engkau pahlawan sejati...

Pojok Pertiwi, 29-11-2013

Jenderal Malam

Kusebut kau jendral malam
Yang kian petang berdiri di sudut pintu masuk
Dalam dekapan lampu temaram

Tawar-menawar harga:
“Cocok?”
“Silakan masuk!”
Temui yang dicari
Temui yang terduduk menanti

Senyuman kode saling tangkap
Siap! Waktu mulai larut
Mari bersama terlelap

Sang jenderal intai kanan-kiri
Jaga pemuas napsu dan si penjual diri
Malam hilang ditelan esok
Jenderal malam berganti sosok

Begitu sepanjang malam: setiap hari
Berulang tanpa rambu ‘STOP!’; tanda berhenti.

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Suster Cantik

Jarum lagi
Infus lagi
Obat-obatan lagi

Suster tak ada lagi-kah yang lain?
Suster aku lelah, aku ingin bermain

Suster cantik tengoklah raut keluargaku
Pun mereka lelah jangan tambah semakin gundah
Santunlah menyapa tanya mereka
Walau pancing kekesalanmu
Percayalah! Mereka sungguh tidak tahu
Mereka butuh arahan dan bimbingan

Suster...
Engkau cantik, jangan biarkan ternoda tersebab amarahmu

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Deretan Hijaiah

Lukisan jingga menghampar penuhi ruang belajar
Tanah lapang membentang sambut anak-anak yang riang
Buku catatan berisi kertas siap meninggalkan bekas
Dari deretan hijaiah yang ‘kan menjadi sejarah
Pun sebagai saksi, di alam kekal nanti
Bahwa hamba-Nya masih ada yang menuntut ilmu agama

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Riak Gelombang

Ombang-ambing bentur karang
Ombak lautan hantam penghalang

Dunia,
Yang kaya berkuasa

Sedang aku hanya riak yang terapung
: yang terhempas, yang tergulung

Ruang Inspirasi, 29-11-2013



Aku Indonesia, [Ataukah] Kita Indonesia?

“Merdeka atau mati!”
Jargon seorang Pemimpin negeri
Namun itu dahulu
Ketika ‘Kita Indonesia’

Sekarang kita sendiri-sendiri
Tak peduli sesiapa
Sekali pun kau anak pertiwi
“Aku Indonesia atau Akulah penguasa Indonesia...”
Lebih tepat mengganti jargon
Seorang pendekar yang telah mati

Semoga Tuhan memberkati
Wahai engkau pahlawan sejati...

Pojok Pertiwi, 29-11-2013


*) Ade Ubaidil, lahir di Serang pada 02 April 1993. Mahasiswa di Universitas Serang Raya (UNSERA). Pegiat di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Buku tunggal pertamanya berupa Kumpulan Cerpen berjudul: “Air Mata Sang Garuda” (AG Litera, 2013). Pun beberapa karyanya telah dibukukan. Bisa dihubungi melalui email adeubaidil@yahoo.co.id. Kunjungi juga blog pribadinya www.Quadraterz.blogspot.com . No.Hp : 0859 5984 5880
- See more at: http://www.sumbaronline.com/berita-17833-puisipuisi-karya-ade-ubaidil-.html#sthash.Fhdnrx62.dpuf
Jenderal Malam

Kusebut kau jendral malam
Yang kian petang berdiri di sudut pintu masuk
Dalam dekapan lampu temaram

Tawar-menawar harga:
“Cocok?”
“Silakan masuk!”
Temui yang dicari
Temui yang terduduk menanti

Senyuman kode saling tangkap
Siap! Waktu mulai larut
Mari bersama terlelap

Sang jenderal intai kanan-kiri
Jaga pemuas napsu dan si penjual diri
Malam hilang ditelan esok
Jenderal malam berganti sosok

Begitu sepanjang malam: setiap hari
Berulang tanpa rambu ‘STOP!’; tanda berhenti.

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Suster Cantik

Jarum lagi
Infus lagi
Obat-obatan lagi

Suster tak ada lagi-kah yang lain?
Suster aku lelah, aku ingin bermain

Suster cantik tengoklah raut keluargaku
Pun mereka lelah jangan tambah semakin gundah
Santunlah menyapa tanya mereka
Walau pancing kekesalanmu
Percayalah! Mereka sungguh tidak tahu
Mereka butuh arahan dan bimbingan

Suster...
Engkau cantik, jangan biarkan ternoda tersebab amarahmu

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Deretan Hijaiah

Lukisan jingga menghampar penuhi ruang belajar
Tanah lapang membentang sambut anak-anak yang riang
Buku catatan berisi kertas siap meninggalkan bekas
Dari deretan hijaiah yang ‘kan menjadi sejarah
Pun sebagai saksi, di alam kekal nanti
Bahwa hamba-Nya masih ada yang menuntut ilmu agama

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Riak Gelombang

Ombang-ambing bentur karang
Ombak lautan hantam penghalang

Dunia,
Yang kaya berkuasa

Sedang aku hanya riak yang terapung
: yang terhempas, yang tergulung

Ruang Inspirasi, 29-11-2013



Aku Indonesia, [Ataukah] Kita Indonesia?

“Merdeka atau mati!”
Jargon seorang Pemimpin negeri
Namun itu dahulu
Ketika ‘Kita Indonesia’

Sekarang kita sendiri-sendiri
Tak peduli sesiapa
Sekali pun kau anak pertiwi
“Aku Indonesia atau Akulah penguasa Indonesia...”
Lebih tepat mengganti jargon
Seorang pendekar yang telah mati

Semoga Tuhan memberkati
Wahai engkau pahlawan sejati...

Pojok Pertiwi, 29-11-2013


*) Ade Ubaidil, lahir di Serang pada 02 April 1993. Mahasiswa di Universitas Serang Raya (UNSERA). Pegiat di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Buku tunggal pertamanya berupa Kumpulan Cerpen berjudul: “Air Mata Sang Garuda” (AG Litera, 2013). Pun beberapa karyanya telah dibukukan. Bisa dihubungi melalui email adeubaidil@yahoo.co.id. Kunjungi juga blog pribadinya www.Quadraterz.blogspot.com . No.Hp : 0859 5984 5880
- See more at: http://www.sumbaronline.com/berita-17833-puisipuisi-karya-ade-ubaidil-.html#sthash.Fhdnrx62.dpuf
Jenderal Malam

Kusebut kau jendral malam
Yang kian petang berdiri di sudut pintu masuk
Dalam dekapan lampu temaram

Tawar-menawar harga:
“Cocok?”
“Silakan masuk!”
Temui yang dicari
Temui yang terduduk menanti

Senyuman kode saling tangkap
Siap! Waktu mulai larut
Mari bersama terlelap

Sang jenderal intai kanan-kiri
Jaga pemuas napsu dan si penjual diri
Malam hilang ditelan esok
Jenderal malam berganti sosok

Begitu sepanjang malam: setiap hari
Berulang tanpa rambu ‘STOP!’; tanda berhenti.

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Suster Cantik

Jarum lagi
Infus lagi
Obat-obatan lagi

Suster tak ada lagi-kah yang lain?
Suster aku lelah, aku ingin bermain

Suster cantik tengoklah raut keluargaku
Pun mereka lelah jangan tambah semakin gundah
Santunlah menyapa tanya mereka
Walau pancing kekesalanmu
Percayalah! Mereka sungguh tidak tahu
Mereka butuh arahan dan bimbingan

Suster...
Engkau cantik, jangan biarkan ternoda tersebab amarahmu

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Deretan Hijaiah

Lukisan jingga menghampar penuhi ruang belajar
Tanah lapang membentang sambut anak-anak yang riang
Buku catatan berisi kertas siap meninggalkan bekas
Dari deretan hijaiah yang ‘kan menjadi sejarah
Pun sebagai saksi, di alam kekal nanti
Bahwa hamba-Nya masih ada yang menuntut ilmu agama

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Riak Gelombang

Ombang-ambing bentur karang
Ombak lautan hantam penghalang

Dunia,
Yang kaya berkuasa

Sedang aku hanya riak yang terapung
: yang terhempas, yang tergulung

Ruang Inspirasi, 29-11-2013



Aku Indonesia, [Ataukah] Kita Indonesia?

“Merdeka atau mati!”
Jargon seorang Pemimpin negeri
Namun itu dahulu
Ketika ‘Kita Indonesia’

Sekarang kita sendiri-sendiri
Tak peduli sesiapa
Sekali pun kau anak pertiwi
“Aku Indonesia atau Akulah penguasa Indonesia...”
Lebih tepat mengganti jargon
Seorang pendekar yang telah mati

Semoga Tuhan memberkati
Wahai engkau pahlawan sejati...

Pojok Pertiwi, 29-11-2013


*) Ade Ubaidil, lahir di Serang pada 02 April 1993. Mahasiswa di Universitas Serang Raya (UNSERA). Pegiat di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Buku tunggal pertamanya berupa Kumpulan Cerpen berjudul: “Air Mata Sang Garuda” (AG Litera, 2013). Pun beberapa karyanya telah dibukukan. Bisa dihubungi melalui email adeubaidil@yahoo.co.id. Kunjungi juga blog pribadinya www.Quadraterz.blogspot.com . No.Hp : 0859 5984 5880
- See more at: http://www.sumbaronline.com/berita-17833-puisipuisi-karya-ade-ubaidil-.html#sthash.Fhdnrx62.dpuf
Jenderal Malam

Kusebut kau jendral malam
Yang kian petang berdiri di sudut pintu masuk
Dalam dekapan lampu temaram

Tawar-menawar harga:
“Cocok?”
“Silakan masuk!”
Temui yang dicari
Temui yang terduduk menanti

Senyuman kode saling tangkap
Siap! Waktu mulai larut
Mari bersama terlelap

Sang jenderal intai kanan-kiri
Jaga pemuas napsu dan si penjual diri
Malam hilang ditelan esok
Jenderal malam berganti sosok

Begitu sepanjang malam: setiap hari
Berulang tanpa rambu ‘STOP!’; tanda berhenti.

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Suster Cantik

Jarum lagi
Infus lagi
Obat-obatan lagi

Suster tak ada lagi-kah yang lain?
Suster aku lelah, aku ingin bermain

Suster cantik tengoklah raut keluargaku
Pun mereka lelah jangan tambah semakin gundah
Santunlah menyapa tanya mereka
Walau pancing kekesalanmu
Percayalah! Mereka sungguh tidak tahu
Mereka butuh arahan dan bimbingan

Suster...
Engkau cantik, jangan biarkan ternoda tersebab amarahmu

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Deretan Hijaiah

Lukisan jingga menghampar penuhi ruang belajar
Tanah lapang membentang sambut anak-anak yang riang
Buku catatan berisi kertas siap meninggalkan bekas
Dari deretan hijaiah yang ‘kan menjadi sejarah
Pun sebagai saksi, di alam kekal nanti
Bahwa hamba-Nya masih ada yang menuntut ilmu agama

Ruang Inspirasi, 21-11-13



Riak Gelombang

Ombang-ambing bentur karang
Ombak lautan hantam penghalang

Dunia,
Yang kaya berkuasa

Sedang aku hanya riak yang terapung
: yang terhempas, yang tergulung

Ruang Inspirasi, 29-11-2013



Aku Indonesia, [Ataukah] Kita Indonesia?

“Merdeka atau mati!”
Jargon seorang Pemimpin negeri
Namun itu dahulu
Ketika ‘Kita Indonesia’

Sekarang kita sendiri-sendiri
Tak peduli sesiapa
Sekali pun kau anak pertiwi
“Aku Indonesia atau Akulah penguasa Indonesia...”
Lebih tepat mengganti jargon
Seorang pendekar yang telah mati

Semoga Tuhan memberkati
Wahai engkau pahlawan sejati...

Pojok Pertiwi, 29-11-2013


*) Ade Ubaidil, lahir di Serang pada 02 April 1993. Mahasiswa di Universitas Serang Raya (UNSERA). Pegiat di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Buku tunggal pertamanya berupa Kumpulan Cerpen berjudul: “Air Mata Sang Garuda” (AG Litera, 2013). Pun beberapa karyanya telah dibukukan. Bisa dihubungi melalui email adeubaidil@yahoo.co.id. Kunjungi juga blog pribadinya www.Quadraterz.blogspot.com . No.Hp : 0859 5984 5880
- See more at: http://www.sumbaronline.com/berita-17833-puisipuisi-karya-ade-ubaidil-.html#sthash.Fhdnrx62.dpuf

You Might Also Like

0 komentar