Dalam mimpiku, aku terbangun untuk pergi
ke toilet karena tak tahan ingin buang air kecil. Malam itu tak seperti biasanya, terasa dingin gelap serta suasana yang mencekam. Semua aku hiraukan karena aku
tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak, sebab aku takut itu akan membuatku
semakin was-was. Setelah selesai dari toilet, aku bergegas untuk beranjak tidur
lagi, namun sesuatu yang janggal aku dapatkan. Di dekat pintu ruang tamu ada dua
sosok bayangan laki-laki sedang jalan perlahan menuju ruang keluarga
---sebutanku untuk ruangan menonton televisi. Tapi tidak seperti biasanya aku
yang penakut ini, mendekat untuk mendatangi dua sosok misterius itu, seketika matanya
menyorot serta menoleh kearahku. Bibirku rasanya kelu untuk mengucapkan
kata-kata. Aku coba mengindahkan dan beranjak untuk tidur kembali, yang memang
aku lihat jam masih pukul 01.30. karena hal tadi aku tidak dapat melanjutkan
tidurku. Lalu akhirnya kucoba membangunkan Ibu yang kamarnya bersebelahan
denganku.
Lebih Berbobot, Lebih Bergengsi, Lebih
Banyak Pemenangnya
Berhadiah Total Rp 92 Juta Persyaratan Lomba
Lomba
terbuka bagi pelajar (Kategori A: Pelajar SLTP; Kategori B: Pelajar SLTA),
mahasiswa, penulis/pengarang dan umum (Kategori C), warga
Indonesia di Tanah Air maupun yang bermukim di Luar Negeri.
Lomba
dibuka 1 April 2013 dan ditutup 25 September 2013 (Stempel Pos/Jasa
Kurir).
Naskah
ditulis dalam Bahasa Indonesia yang benar, indah (literer) dan
komunikatif.
Naskah
yang dilombakan karya asli (bukan jiplakan, terjemahan atau saduran),
belum pernah dipublikasi dalam bentuk apa pun dan tidak sedang disertakan
lomba serupa.
Tema
Cerita: "Dunia remaja dan segala aspek rona kehidupannya (cinta,
harapan, kepedihan, perjuangan, kekecewaan, perjuangan hidup dan
pencerahan)".
Panjang
naskah 5 – 10 halaman A4, 1,5 spasi Times New Roman 12
Font, 2 (dua) rangkap,
“Menilai Buku dari Segi Kualitas, Bukan Hanya
Segi Popularitas”
Marak sekali pelbagai buku-buku kumpulan puisi yang
beberapa tahun belakangan ini mulai kembali bermunculan. Entah itu yang diterbitkan
melalui penerbit indie (self publishing) atau pun melalui penerbit mayor.
Memang bisa dibilang untuk menerbitkan buku di saat seperti sekarang ini, menjadi
sangat mudah dan cukup efisien, karena menjamurnya penerbit-penerbit indie yang
hadir dan bersedia menampung karya kita. Namun terlepas dari itu semua, tentunya
kehadiran buku puisi berjudul Kidung Pengelana Hujan penerbit FAM Publishing ini,
akan sedikit mengobati para pecinta sastra yang telah lama ‘haus’ serta rin
photo rumahku yang terendam banjir dari sungai belakang rumah :D
pelataran rumah warga yang juga ikut terendam rumahnya
gang-gang rumah warga yang jalanannya tertutupi air hujan.