[RESENSI] Kumpulan Cerpen: GADIS 360 HARI YANG LALU (de TEENS, 2014)

September 23, 2014



Keindahan Nusantara dalam Balutan Kisah Romansa


Judul Buku      : Gadis 360 Hari yang Lalu (Cerita kita yang tak sempat terjadi)
Jenis Buku       : Kumpulan Cerita
Penulis             : Sayfullan dkk.
Penerbit           : de TEENS
Tahun Terbit    : Cetakan I, Juni 2014
ISBN               : 978-602-255-622-0
Tebal               : ii + 376 halaman
Harga              : Rp. 50.000,-

Bicara negeri Indonesia, tentu siapa pun salah satunya tidak akan lepas berbicara tentang keanekaragaman adat dan budaya yang ada di dalamnya. Di negeri republik yang dicintai warganya ini pun, sudah terkenal dengan beraneka tempat wisata maupun keeksotisan yang berada di masing-masing daerahnya. Kalau boleh menyebut satu nama, tentulah itu Bali. Kota yang memiliki pantai paling diminati oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Tetapi kali ini saya tidak hanya akan bicara tentang Bali. Karena keindahan pemandangan dan tempat wisata yang harus kita ketahui bukan hanya pantai kuta saja, melainkan ada banyak lagi destinasi nan elok di tanah pertiwi ini yang mampu terangkum dalam sebuah buku mahakarya Alumni #KampusFiksiEmas tahun 2014.

 “Gadis 360 Hari yang Lalu” adalah judul yang diambil dari salah satu ke-20 cerita terbaik ini, memang layak mendapatkan apresiasi dari para pembaca sekalian di seluruh Indonesia. Kisah-kisah yang diangkat oleh 20 penulis muda hasil godokan dari #KampusFiksi Reguler ini, memfokuskan titik inti ceritanya pada satu tema, yakni Lokal Wisdom. Keberaniannya mengangkat cerita cinta dalam balutan kearifan lokal dari berbagai penjuru nusantara—ketika banyak penulis lain yang memakai setting luar negeri—memang bisa dikatakan anti-mainstream dari buku-buku serupa yang telah terbit lebih dahulu.
Bila kita memasuki lebih dalam, ke-20 penulis berbakat ini mampu memadukan setting daerah masing-masing di Indonesia dengan menghadirkan alur-alur cerita yang jauh dari kata biasa. Seperti yang dituliskan pada bagian sampul belakang buku, “Jangan coba-coba menebak ending-nya sejak awal. Nikmati saja hingga halaman terakhir...” tak diragukan lagi, memang begitulah adanya.
Sebut saja cerita yang ditulis oleh Sayfullan yang judulnya terpilih dijadikan untuk judul umum buku ini. Dalam cerita Gadis 360 Hari yang Lalu, menggunakan teknik yang tidak biasa atau bisa disebut jarang dipakai oleh penulis kisah romansa lainnya. Dengan berani mengambil teknik flash-forward, bisa dikatakan penulis berhasil meraciknya. Penggunaan sudut pandang orang kedua pun menambah kekaguman saya dan menganggap bahwa sepatutnya karya Sayfullan layak untuk terpilih menjadi cerita terbaik di antara ke-20 cerita lainnya. Desa Tosari, Pasuruan yang dipakai sebagai latar ceritanya, terkesan bukan hanya sekadar tempelan. Pendeskripsian tentang destinasi tempat itu mampu disampaikan dengan baik kepada para pembacanya tanpa merasa menggurui. 

Pun dengan cerita yang ditulis oleh Ghyna Amanda Putri (Astrajingga), Farrahnanda (Darah Koteklema dan Air Mata Lama Fa), Dian Iriana (Dokter dari Kaki Gunung Manggar), Nadine Zulia Putri (Dongeng Sepentas Kenangan), Pia Devina (Dua Masa di Siberut), Mufidatun Fauziah (Forgotten Promise), Devi Eka (Istana Api), Rosanti Dwi Septiani (Janji Kecil di Tanah Dewa), Asmira Fhea (Jawaban untuk Pergi), Reza Nufa (Kabar untuk Galuh dari Lumpang), Evi Sudarwanto (Lelaki Pembawa Lilin), Lia Nurida (Lelaki Tak Bersenyum dan Gadis Berpipi Semerah Senja), Andari Hersoe (Mata Kaki Pelangi), Elisa S. (Pelangi; Sekeping Kebahagiaan di Balik Kabut), Zachira (Retak-Retak Mutiara di Tepi Laut Wakatobi), Dhamala Shobita Chandra (Tiga Hari di Melibur), Ersa Yusfiandi (Wae Rebo; Kenangan di Atas Awan), Adityarakhman (Wajah Petaka dan Teladan) dan Avannoa Zahra (Wide Shot; Yang Terlupakan di Belahan Timur Indonesia).

Melihat judulnya saja sudah mampu membuat kita penasaran. Dan dari keseluruhan cerita yang termaktub, memiliki karakter serta ciri khas yang berbeda. Tak heran memang, karena beberapa nama yang tercantum dalam buku kumpulan cerita ini sebagian besar sudah banyak melahirkan karya tulis berupa novel.
Buku ini akan menambah wawasan kepada pembaca untuk mengenal lebih jauh tentang keanekaragaman nusantara tanpa merasa jenuh dan bosan. Sebab diracik dengan cerita yang sedemikian menarik dengan kejutan (Twist) yang tak mudah ditebak hingga akhir cerita.
Bagi siapa pun yang ingin tahu dan mengenal wilayah Indonesia dengan segala budaya dan tempat wisatanya, sangat dianjurkan membaca buku kece dan fresh ini. Dapat dipastikan setelah merasuki setiap ruang ceritanya, pembaca tentu ingin segera menyinggahi seluruh penjuru Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan tempat pariwisata ini yang mungkin belum banyak orang ketahui.[]

Cilegon, 27 Agustus 2014

You Might Also Like

2 komentar

  1. Replies
    1. Ade mengikuti aturan koran lokal di sini, pak. karena tadinya ade kirim ke koran buat dimuat, eh karena nggak ada kabar juga ade share ada deh di blog pribadi :D

      Delete